Mengubah Pola Makan Tidak Sehat Menjadi Kebiasaan Sehat

Seiring dengan gaya hidup yang semakin sibuk dan padat, seringkali kita terjebak dalam pola makan tidak sehat. Mulai dari makanan cepat saji hingga camilan yang tinggi gula dan lemak, semua itu dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh kita. Namun, tidak ada yang tidak bisa diubah asalkan kita memiliki niat dan tekad yang kuat untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut.

Menurut ahli gizi, Dr. Irma Husna, “Mengubah pola makan tidak sehat menjadi kebiasaan sehat memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyadari bahwa kita perlu merubah pola makan kita agar tubuh tetap sehat dan bugar.”

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengubah pola makan tidak sehat adalah dengan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan. “Sayuran dan buah-buahan mengandung serat yang baik untuk pencernaan dan juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh,” kata Prof. Dr. Andi Cahyadi, ahli diet dari Universitas Indonesia.

Selain itu, mengurangi konsumsi makanan yang tinggi gula dan lemak juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh. “Makanan yang tinggi gula dan lemak dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari makanan tersebut dan gantilah dengan makanan yang lebih sehat,” tambah Dr. Irma Husna.

Tidak hanya itu, penting juga untuk mengatur pola makan dengan waktu yang teratur. “Makan secara teratur dapat membantu tubuh dalam proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Jadi pastikan untuk tidak melewatkan waktu makan dan memperhatikan porsi yang dikonsumsi,” jelas Prof. Dr. Andi Cahyadi.

Dengan melakukan perubahan kecil dan konsisten, kita dapat mengubah pola makan tidak sehat menjadi kebiasaan sehat yang dapat mendukung kesehatan dan kesejahteraan tubuh kita. Sebagai kata penutup, “Tidak ada yang tidak mungkin jika kita memiliki tekad dan niat yang kuat untuk berubah. Mulailah hari ini, dan rasakan manfaatnya untuk kesehatan tubuh kita,” tutup Dr. Irma Husna.